DAKWAH UNTUK MENCAPAI RIDHA ILAHI

Tuesday, August 24, 2010

Kisah Sa’id bin Harits Berbuka Puasa Bersama Bidadari

dakwatuna.com - Hisyam bin Yahya al-Kinaniy berkata, “Kami berperang melawan bangsa Romawi pada tahun 38 H yang dipimpin oleh Maslamah bin Abdul Malik. Dalam pertempuran itu ada di antara kami seorang lelaki yang bernama Sa’id bin Harits yang terkenal banyak beribadah, berpuasa di siang hari, dan shalat di malam hari.Saya melihat orang itu adalah orang yang sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah, baik siang maupun malam hari. Jika dia tidak sedang melakukan shalat atau ketika kami berjalan-jalan bersama, saya lihat dia tidak pernah lepas dari berdzikir kepada Allah dan membaca Al-Qur’an.Pada suatu malam ketika kami melakukan pergantian jaga (saat mengepung benteng Romawi), sungguh saat itu kami dibuat bingung olehnya. Saat itu saya katakan kepadanya, ‘Tidurlah sebentar karena kamu tidak tahu apa yang akan terjadi pada musuh. Jika terjadi sesuatu agar nantinya kamu dalam keadaan siaga.’Lalu dia tidur di sebelah tenda sedangkan saya berdiri di tempatku berjaga. Di saat itu saya mendengar Said berbicara dan tertawa, lalu mengulurkan tangan kanannya seolah-olah mengambil sesuatu kemudian mengembalikan tangannya sambil tertawa. Kemudian ia berkata, ‘Semalam.’ Setelah berkata seperti itu tiba-tiba ia melompat dari tidurnya dan terbangun dan bergegaslah dia bertahlil, bertakbir, dan bertahmid.Lalu saya bertanya kepadanya, ‘Bagus sekali, wahai Abul Walid (panggilan Sa’id), sungguh saya telah melihat keanehan pada malam ini. Ceritakanlah apa yang kau lihat dalam tidurmu.’Dia berkata, ‘Aku melihat ada dua orang yang belum pernah aku lihat kesempurnaan sebelumnya pada selain diri mereka berdua. Mereka berkata kepadaku, ‘Wahai Sa’id, berbahagialah, sesungguhnya Allah swt. telah mengampuni dosa-dosamu, memberkati usahamu, menerima amalmu, dan mengabulkan doamu. Pergilah bersama kami agar kami menunjukkan kepadamu kenikmatan-kenikmatan apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepadamu.’Tak henti-hentinya Sa’id menceritakan apa-apa yang dilihatnya, mulai dari istana-istana, para bidadari, hingga tempat tidur yang di atasnya ada seorang bidadari yang tubuhnya bagaikan mutiara yang tersimpan di dalamnya. Bidadari itu berkata kepadanya, “Sudah lama kami menunggu kehadiranmu.” Lalu aku berkata kepadanya, “Di mana aku?” Dia menjawab, “Di surga Ma’wa.” Aku bertanya lagi, “Siapa kamu?” Dia menjawab, “Aku adalah istrimu untuk selamanya.”Sa’id melanjutkan ceritanya. “Kemudian aku ulurkan tanganku untuk menyentuhnya. Akan tetapi dia menolak dengan lembut sambil berkata, ‘Untuk saat ini jangan dulu, karena engkau akan kembali ke dunia.’ Aku berkata kepadanya, “Aku tidak mau kembali.” Lalu dia berkata, “Hal itu adalah keharusan, kamu akan tinggal di sana selama tiga hari, lalu kamu akan berbuka puasa bersama kami pada malam ketiga, insya Allah.”Lalu aku berkata, “Semalam, semalam.” Dia menjawab, “Hal itu adalah sebuah kepastian.” Kemudian aku bangkit dari hadapannya, dan aku melompat karena dia berdiri, dan saya terbangun.Hisyam berkata, “Bersyukurlah kepada Allah, wahai saudaraku, karena Dia telah memperlihatkan pahala dari amalmu.” Lalu dia berkata, “Apakah ada orang lain yang bermimpi seperti mimpiku itu?” Saya menjawab, “Tidak ada.” Dia berakta, “Dengan nama Allah, aku meminta kepadamu untuk merahasiakan hal ini selama aku masih hidup.” Saya katakan kepadanya, “Baiklah.”Lalu Sa’id keluar di siang hari untuk berperang sambil berpuasa, dan di malam hari ia melakukan shalat malam sambil menangis. Sampai tiba saatnya, dan sampailah malam ketiga. Dia masih saja berperang melawan musuh, dia membabat musuh-musuhnya tanpa sekalipun terluka. Sedangkan saya mengawasinya dari kejauhan karena saya tidak mampu mendekatinya. Sampai pada saat matahari menjelang terbenam, seorang lelaki melemparkan panahnya dari atas benteng dan tepat mengenai tenggorokannya. Kemudian dia jatuh tersungkur, lalu dengan segera aku mendekati dia dan berkata kepadanya, “Selamat atas buka malammu, seandainya aku bisa bersamamu, seandainya….”Lalu ia menggigit bibir bawahnya sambil memberi isyarat kepadaku dengan tersenyum. Seolah-olah dia berharap ‘Rahasiakanlah ceritaku itu hingga aku meninggal’. Kemudian dari bibirnya keluar kata-kata, “Segala puji bagi Allah yang telah menepati janji-Nya kepada kami.” Maka demi Allah, dia tidak berucap kata-kata selain itu sampai dia meninggal.Kemudian saya berteriak dengan suaraku yang paling keras, “Wahai hamba-hamba Allah, hendaklah kalian semua melakukan amalan untuk hal seperti ini,” dan aku ceritakan tentang kejadian tersebut. Dan orang-orang membicarakan tentang kisah itu dan mereka satu sama lain saling memberikan teguran dan nasihat. Lalu pada pagi harinya mereka bergegas menuju benteng dengan niat yang tulus dan dengan hati yang penuh kerinduan kepada Allah swt. Dan sebelum berlalunya waktu Dhuha benteng sudah bisa dikuasai berkat seorang lelaki shaleh itu, yaitu Sa’id bin Harits. Allahu a’lam
Read More...

Monday, April 5, 2010

‘Bisnis’ Menguntungkan Bersama Al-Quran

Saat kita berbicara bisnis atau perniagaan, maka kita akan dihadapkan dengan dua kemungkinan yaitu untung atau rugi. Namun tahukah anda, bahwa ada satu perniagaan yang tidak akan rugi, malah memberikan keuntungan selamanya? Ya, perniagaan itu adalah perniagaan dengan Allah SWT. Perniagaan yang selalu memberikan keuntungan tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat.

Salah satu perniagaan itu adalah dengan membaca al-Quran. Ingin tahu rahasianya?, Ini dia QS Al Fatir ayat 29:

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu MEMBACA KITAB ALLAH dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan PERNIAGAAN YANG TIDAK AKAN MERUGI, (QS. 35:29)

Setiap orang muslim, sejatinya meng-IMANI bahwa al-Quran adalah firman Alloh SWT. Wujudnya, ia akan senantiasa membaca dan mempelajari al-Quran dengan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku. Menjadikan al-Quran sebagai pedoman utama (WAY of LIfE) dalam menjalani kehidupannya.

Apakah kita sudah menjadikan al-Quran sebagai Way of Life? Jawabannya mungkin IYA atau TIDAK. Bagi yang IYA berarti anda akan mendapatkan perniagaan yang tidak merugi, namun bagi yang BELUM mari kita berjuang bersama-sama, tiada kata terlambat untuk berbuat kebaikan.

Saudara-saudaraku se-IMAN,

Kalau kita mengamati realitas yang ada, disadari atau tidak, sedikit-demi sedikit sebagian generasi kita telah jauh dari al-Qu’ran. Hal ini kita bisa dilihat dari pengamatan penulis saat ini dengan sekitar 10 – 15 tahun yang lalu. Pada zaman dahulu, setelah maghrib dan subuh, banyak terdengar bacaan al-Quran yang dikumandangakn di rumah dan di surau / mushola. Namun sekarang waktu itu banyak digantikan dengan tontonan TV dan bacaan lainnya. Sangat sulit mendapatkan anak-anak atau orang tua yang belajar dan mengajarkan al-Qur’an, baik di desa maupun di perkotaan.

Berhati-hatilah dengan kondisi ini, karena kondisi inilah yang diinginkan oleh orang-orang kafir. Mereka bersekongkol ingin menjauhkan umat islam dari al-Quran. Jangankan mendalaminya, membacanya pun tidak bisa atau jarang dilakukan. Allah SWT secara tegas menggambarkan keinginanan orang kafir ini dalam QS al-Fushilat 26:

“Dan orang-orang yang kafir berkata: Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).”

Untuk itu, janganlah kita menjadi orang yang meninggalkan al-Quran seperti yang diinginkan orang kafir. Sebaliknya, jadikanlah diri kita dan keluarga sebagai generasi yang gemar membaca al-Quran kapan dan dimanapun berada. Rasulullah bersabda, “Janganlah engkau jadikan rumah seperti kuburan”. Rumah yang sunyi senyap dari kalimat Alloh SWT.

Banyak sekali hadits yang memotivasi kita agar gemar membaca al-Quran, satu diantaranya sebagai berikut: “Bacalah al-quran karena al-Quran ini akan datang di hari qiamat, sebagai safaat bagi pembacanya”. “Sebaik-baik dari kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan al-Quran”. “Barangsiapa membaca al-Quran baginya diberikan pahala, dan setiap pahala dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan”. dan lain sebagainya.

Bagi yang belum lancar membaca al-Quran, janganlah berkecil hati. Orang yang bisa membaca al-Quran dengan baik maka ia bersama malaikat yang baik, dan bagi yang terbata-bata maka baginya dua kebaikan yakni pahala membaca dan susahnya membaca al-Quran.

Di zaman yang serba modern ini, tidak ada alasan untuk tidak bisa belajar al-Quran. Fasilitas pendukung yang memudahkan belajar sudah ada dan mudah didapatkan. Bandingkan dengan 15 abad yang lalu, saat ilmu dan teknologi belum maju, para sahabat dengan kemampuan otak yang sama sudah bisa menghafal keseluran al-Quran. Bahkan kalaupun panca indera yang jadi halangan, kita harus malu dengan banyaknya orang buta yang bisa menghapal al-Qur’an.

Marilah kita bertekad untuk membaca, belajar, mengamalkan dan mengajarkan al-Quran. Agar kita senantiasa memperoleh keuntungan selamanya…

Sumber:http://www.nasehatislam.com
Read More...

Adab dan Etika di Mesjid

Mesjid memiliki fungsi sentral dan strategis dalam ajaran Islam. Mesjid tidak hanya sebagai pusat beribadah namun juga sebagai pusat pembinaan IMAN setiap muslim. Mesjid disebut Baitulloh atau ‘Rumah’ Alloh SWT. Rahmat Alloh SWT yang disediakan di bumi adalah di mesjid. Begitu pentingnya peran dan fungsi mesjid, saat nabi berhijrah ke Medinah, bangunan yang pertama kali beliau bangun ialah mesjid bukan rumah.

Sejatinya, mesjid adalah tempat khusus yang diperuntukkan untuk beribadah, berdzikir, dan kegiatan lain yang termasuk kategori ibadah. Mesjid adalah tempat turunnya malaikat yang membawa rahmat bagi yang ada di dalamnya. Tidak ada sebuah pertemuan di mesjid yang di dalamnya terdapat dzikir dan membaca alquran, kecuali malaikat turun memberi rahmat.

Dalam QS Jin ayat 18, Alloh SWT berfirman,
“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.

Nabi Muhammad saw bersabda, “Barangsiapa yang membangun mesjid meskipun kecil, semata-mata mengharap ridha Allah, maka Allah akan memberinya rumah di surga”.

Allah SWT berfirman dalam QS al-Baqarah 114,

“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.”

Allah berfirman juga dalam QS Attaubah 18, “Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Karena mesjid memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia seperti dijelaskan dalam ayat dan hadits di atas, maka menyikapinyapun haruslah penuh dengan tata krama dan aturan. Tidak sembarang orang bisa masuk mesjid dan menyikapi mesjid apa adanya.

Berikut adalah adab dan etika saat kita menuju dan berada di mesjid.

1. Saat hendak ke mesjid, hendaklah membersihkan tubuh dengan cara berwudhu dan berpakaian dengan pakaian yang bagus dan rapi. “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid…” (QS. Al-araf 31)

2. Saat berangkat dari rumah mulailah melangkah dengan kaki kanan

3. Ketika mau memasuki, melangkahlah dengan kaki kanan, lalu berdoa untuk minta ampunan dan dibukakanlah pintu rahmat Allah

4. Saat masuk mesjid, janganlah langsung duduk kecuali sholat 2 rakaat (Tahiyyatul masjid)

5. Selanjutnya duduk, dan lakukan 2 hal yakni berdikir atau membaca alquran. Kalau hendak sholat lakukanlah seolah-olah ‘berbicara’ dengan Allah. Barang siapa yang duduk di mesjid, maka ia duduk dengan Allah. Janganlah bicara kecuali yang baik-baik saja

6. Berhati-hatilah untuk membicarakan urusan dunia (ekonomi praktis) saat berada di mesjid. Nabi pernah bersabda, “Akan datang akhir zaman, dimana orang masuk mesjid tidak berdzikir dan membaca al-quran, kecuali berkumpul membicarakan masalah dunia”. Jadi berhati-hatilah, jangan sampai membicarakan urusan dunia di mesjid, karena Allah tidak membutuhkannya.

7. Bertanggungjawablah jika membawa anak-anak ke mesjid. Hindari mengotori kesucian mesjid dengan buang air kecil atau besar anak-anak. Awasi anak agar tidak membuat gaduh dan berisik saat melakukan sholat. Jangan membuat anak kesel lalu berdiri, dan berlari-lari sehingga mengganggu ke-khusyuan sholat kita dan orang lain.

Demikian ulasan seingkat mengenai adab dan etika mesjid. Semoga kita dan keluarga diberikan kecintaan yang dalam terhadap mesjid dan konsisten memakmurkan mesjid dimanapun kita berada.

“Dikutip pengajian sabtu, 27 Maret 2010, Mesjid Darussalam Kota Wisata, Narasumber Syeikh Yusuf & Drs H Aseph Aounudin MSc”.


Read More...

Cepretan

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template