DAKWAH UNTUK MENCAPAI RIDHA ILAHI

Sunday, November 20, 2011

Penyebab Takabbur (Sombong)

Kedua. Menggunakan Parameter yang Salah Dalam Menilai Kebenaran dan Keutamaan Pada Manusia.

Akibat kebodohan dirinya acapkali orang menggunakan parameter yang salah dalam menilai kebenaran dan keutamaan sesuatu. Akibatnya, di antara mereka ada yang lebih memuliakan orang-orang yang memiliki materi duniawi dan mengagumi mereka. Sekalipun mereka sama sekali jauh dari manhaj Allah.

Sebaliknya, mereka menghina orang-orang papa dan miskin yang tidak mempunyai fasilitas duniawi, sekalipun mereka tergolong manusia yang taat berpegang teguh petunjuk Allah. Dengan perkataan lain, akibat penggunaan parameter yang salah dalam menilai kemuliaan dan keutamaan manusia, maka dirinya terjebak untuk merendahkan orang lain dan merasa dirinya terjebak untuk merendahkan orang lain dan merasa dirinya memiliki martabat yang lebih tinggi dari mereka atau takabbur.

Al-Qur'an dan As-Sunnah sejak dini telah memperhatikan masalah ini, yakni dengan cara meletakkan parameter yang benar, baik terhadap kebenaran maupun kemuliaan sesuatu. Firman-Nya:

أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُم بِهِ مِن مَّالٍ وَبَنِينَ ﴿٥٥﴾ نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَل لَّا يَشْعُرُونَ ﴿٥٦﴾

"Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan itu kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar." (QS. Al-Mu'minun [23] : 55-56)

وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالًا وَأَوْلَادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ ﴿٣٥﴾ قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاء وَيَقْدِرُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٣٦﴾ وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُم بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِندَنَا زُلْفَى إِلَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُوْلَئِكَ لَهُمْ جَزَاء الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ ﴿٣٧﴾

"Dan mereka berkata, kami lebih banyak mempunyai hartai dan anak-anak (dibandingkan dengan kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab. Katakanlah, 'Sesungguhnya Tuhanku akan melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendakinya), akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahui'. Dan sekali-kali bukan harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun, tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh. Mereka itulah yang akan memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang tidak mereka kerjakan, dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (di dalam Surga)." (QS. Saba' [34] : 35-37)

Suatu saat Nabi shallahu alaihissalam bertanya kepada para shahabatnya ketika lewat seorang laki-laki dihadapan mereka. "Bagaimana pendapat kalian tentang orang ini?" Para shahabat menjawab, "Menurut kami orang itu termasuk orang yang mulia. Jika memang patut diterima pinangannya, jika meminta tolong, patu diberi pertolongan, dan jika berucap, patut untuk kita dengarkan ucapannya."

Mendengar keterangan para shahabatnya itu Nabi shallahu alaihissalam hanya diam. Beberapa saat kemudian lewatlah seorang laki-laki lain, dan beliau bertanya lagi, "Bagaimana pendapat kalian tentang orang ini?" Para shahabatnya menjawab, "Demi Allah ya Rasulullah, dia termasuk orang yang fakir di kalangan kaum muslimin. Jika dia meminang, patut untuk tidak diterima pinangannya, jika meminta pertolongan, patut tidak ditolong, dan jika berucap, patut untuk tidak didengar ucapannya."

Mendengar jawaban para shahabatnya itu Rasulullah shallahu alaihissalam bersabda, "Orang yang kedua tadi sungguh lebih baik dibandingkan dengan orang-orang sepenuh bumi seperti orang yang pertama tadi." (HR. Ibnu Majah)

Ketiga. Tidak Membandingkan-mandingkan Nikmat yang Diperolehnya dengan Nikmat Orang Lain.

Dengan hikmah dan kekuasaan-Nya, Allah Ta'ala telah memberi anugerah nikmat kepada sebagian manusia dengan sesuatu yang tidak dimiliki orang lain, sepreti nikmat sehat, isteri, dan anak, harta benda, kedudukan, ilmu, kepandaian berbicara, menulis, mengarang, mempunyai pengaruh terhadap manusia, banyak memiliki simpatisan, dan seterusnya. Akan tetapi, seringkali mereka melupakan Maha Pemberi kenikmatan. Dia membanding-bandingkan dengan kenikmatan yang diperoleh orang lain yang dia nilai lebih rendah, lalu dia menghina dan merendahkan mereka. Itulah takabbur.

Kisah tentang seorang pemilik dua kebun dalam surat Al-Kahfi telah menunjukkan perhatian Islam terhadap maslah di atas. Selengkapnya bunyi firman Allah itu.

وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا رَّجُلَيْنِ جَعَلْنَا لِأَحَدِهِمَا جَنَّتَيْنِ مِنْ أَعْنَابٍ وَحَفَفْنَاهُمَا بِنَخْلٍ وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمَا زَرْعًا ﴿٣٢﴾ كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ آتَتْ أُكُلَهَا وَلَمْ تَظْلِمْ مِنْهُ شَيْئًا وَفَجَّرْنَا خِلَالَهُمَا نَهَرًا ﴿٣٣﴾ وَكَانَ لَهُ ثَمَرٌ فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا ﴿٣٤﴾

"Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikit pun dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu, dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika ia bercakap-cakap dengan dia, 'Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat'." (QS. Al-Kahfi [18] : 32-34)

Keempat. Mengiara Bahwa Nikmat Itu Kekal dan Tidak Akan Lenyap.

Orang akan sombong jika menyangka bahwa kenikmatan duniawi yang diperolehnya akan kekal adanya dan tidak akan lenyap. Hal itu telah diungkapkan Allah Ta'ala ketika menjelaskan perkataan seorang yagn memiliki dua buah kebun kepada kawannya.

وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ رَحْمَةً مِّنَّا مِن بَعْدِ ضَرَّاء مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ هَذَا لِي وَمَا أَظُنُّ السَّاعَةَ قَائِمَةً وَلَئِن رُّجِعْتُ إِلَى رَبِّي إِنَّ لِي عِندَهُ لَلْحُسْنَى ...

"Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata, 'Ini adalah hakku, dan aku tidak yakin bahwa hari kiamat itu akan datang. Dan jika aku dikembalikan kepada Tuhanku maka sesungguhnya aku akan memperoleh kebaikan pada sisi-Nya'." (QS. Fushilat [41] : 50)

Kelima. Merasa Diri Lebih Berjasa atau Lebih Banyak Memiliki Keutamaan Dibandingkan Orang Lain.

Hal ini dapat menyebabkan seseorang bersikap takabbur. Keutamaan itu misalnya dalam bentuk ilmu pengetahuan, dakwah, jihad, tarbiyah, dan sebagainya. Akibat sikapnya yang semacam itu, maka kata-kata yang ia ucapkan pun mencerminkan kesombongan dirinya, seperti "Kamilah orang-orang yang pertama kali melakukan aktivitas amaliyah semacam itu. Saat orang masih terlena, kami telah meniti jalan ini di atas duri, dan kami telah memikul banyak kesulitan dan penderitaan dalam perjuangan. Demi mereka dan segenap manusia..."

Sikap perasaan semacam itu tentu saja salah, sebab dalam pandangan Allah faktor pendahulu (senioritas) tidak dianggap sebagai sesuatu nilai lebih dan keutamaan, kecuali jika disertai oleh sikap jujur dan benar.

وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١٠٠﴾

"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah [9] : 100)

Dari kedua keterangan itu jelaslah bahwa Allah tidak melihat faktor senioritas seseorang yang melakukan amaliyah kebaikan sebagai hal yang lebih utama atas orang lainnya. Tetapi, bagaimana kontribusi yang mereka berikan dalam menegakkan kebenaran agama Allah, dan keteguhan serta kesabaran mereka menjalankan perintah-Nya.

(Bersambung insya Alloh)

Read More...

Cepretan

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template