DAKWAH UNTUK MENCAPAI RIDHA ILAHI

Tuesday, April 21, 2009

Mengapa Harus Berdamai Dengan Masa Lalu?


Barang kali hari ini kita sedang meratapi sesuatu yang hilang dari genggaman, atau sedang menangisi prestasi yang gagal diraih, atau sedang menyesali sebuah capaian hasil yang tidak maksimal, entah ia berupa kepemimpinan yang gagal, atau bisnis yang merugi, atau pendidikan yang terbengkalai, atau karir yang terhenti, lalu membuat kita menyalahkan diri sendiri seraya berucap, “andaikan dulu aku tidak begini”, atau, “Kalau saja dulu aku lebih gigih.”
Segala yang terjadi dalam hidup kita, yang melenceng dari rencana dan niat semula, meskipun kita sering menyalahkan takdir atau orang lain, tetapi dalam lubuk hati yang paling dalam, kita tetap mennyalahkan diri kita sendiri. Kegagalan dan segala hal yang menyebabkannya, hari ini kita catat sebagai kesalahan masa lalu yang selalu disesali.
Mengapa harus berdamai dengan masa lalu? Ada banyak alasan mengapa kita perlu melakukan hal itu. Dan berikut ini mungkin bisa menjadi jawaban agar kita mau melakukannya.

Melepaskan diri dari belenggu
Kesalahan-kesalahan masa lalu kadang menjadi belenggu; memandekkan pikiran, melumpuhkan ide, dan mematikan kreativitas. Memaafkan diri sendiri atas kesalahan-kesalahan tersebut, barangkali bisa menjadi salah satu pencerah atas keadaan itu; membuka kembali keran yang telah lama tersumbat, dan mencairkan kembali pikiran yang sudah lama membeku. Jika kita membiarkan diri kita terus menerus dikuasai oleh kesalahan-kesalahan masa lalu, sesungguhnya kita sedang merelakan diri sendiri dipenjarakan oleh kesengsaraan, kecemasan, dan kesedihan. Kita akan jauh merasa lebih lega dan lebih percaya diri untuk membuat keputusan penting dalam hidup kita selanjutnya setelah kita bisa memaafkan diri sendiri.

Sebagai pelajaran agar kesalahan tidak lagi berulang
Jika kita meyakini suatu kesalahan sebagai sesuatu yang salah bukan berarti hal tersebut harus akan tarus menghantui kita untuk terus mamilih cara yang salah. Kesalahan adalah suatu hal yang sangat manusiawi, namun ketika kita melakukan kesalahan kita akan belajar lebih banyak tentang hidup dan mengenali langkah-langkah yang benar. Karena itu berdamailah dengan perasaan bersalah kita. Sadari bahwa perasaan bersalah adalah suatu hal yang normal dan alamiah. Kekurangan kita di masa lalu tidak boleh menguasai diri kita untuk hari ini dan selanjutnya, tetapi kitalah yang harus menguasai kekurangan itu.

Memaafkan berarti mengajarkan kearifan pada diri sendiri
Berdamai dengan diri sendiri adalah cara bijaksana dalam mengendalikan diri sendiri dan amarah. Setiap orang yang mencintai dirinya sendiri, pada akhirnya akan memaafkan kesalahan dan kekurangan diri sendiri. Itulah yang dimaksud dengan berdamai dengan diri sendiri, mampu mencintai diri sendiri dan memenuhi hati dengan cinta dan kasih sayang. Kesalahan-kesalahan di masa lalu terkadang memang terasa pahit, karena itu memaafkan diri sendiri adalah cara kita mengubah sikap dan sifat yang emosional dalam diri menjadi pribadi yang rela, bijak, dan arif.

Membangkitkan kembali optimisme yang hilang.
Terkadang stres itu bukan datang dari faktor luar, tapi dalam diri sendiri. Seperti ketika kita melakukan sebuah kesalahan dan merasa bersalah terus karenanya. Rasa bersalah yang terus menerus akan membuat diri kita selalu dihinggapi ketakutan. Takut berbuat kesalahan lagi dan kehilangan kepercayaan diri. Jika diri kita tidak sanggup memaafkan diri sendiri, berarti selama ini kita hanya mengharapkan sesuatu yang tidak nyata dengan kata ”kalau saja...” dan tidak akan pernah selesai. Kita harus terus melanjutkan hidup. Dengan membangun kesadaran seperti itu, maka keputusan memaafkan diri akan menjadi sebuah langkah awal membangun optimisme dan semangat hidup yang baru, untuk meraih cita-cita atau kesuksesan yang tertunda.

0 comments:

Cepretan

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template